Kamis, 13 Mei 2010

my time management DREAM (enjoy travelling thanks)

Cuaca masih gelap ketika alarm membangunkan saya dari mimpi. Bangun dan minum air putih serta ke kamar kecil menjadi ritual awal. Saya mandi sambil berharap ‘keributan kecil’ ini tak mengganggu tetangga.
(Saya selalu membayangkan suasana di rumah petani dengan lampu yang berwarna kecoklatan. Klotak klotak suara aktivitas bapak dan ibu menyiapkan segala sesuatunya. Terasa syahdu)

Dalam mandi saya bersyukur masih dibangunkan untuk memulai bersyukur atas nikmatNYA. Lalu saya pilih pakaian sholat tercantik tuk melaksanakan sunnah wudlu dan tahajjud. Saya tak ingin menangis memohon maaf atau meminta sesuatu. Hanya ingin berterima kasih. Setiap ucapan Sholat, setiap gerakan, setiap nafas yang mengiringi … saya ingin menghayatinya.

Usai sunnah saya membaca qur’an hingga suara orang mengaji dari surau terdengar. Setelah membangunkan istri saya beranjak ke surau kebanggaan, berjalan kaki dengan santai didingin dan gelapnya cuaca. Wah, sangat romantis, seperti didesa-desa saat bulan puasa.

Sesampainya disana saya sholat sunnah dan kembali mengaji hingga waktunya shubuh.
Sepulang dari surau kami saya berganti pakaian dengan pakaian olahraga lengkap. Benda yang saya bawa di tas punggung adalah tanaman dan sekop kecil. Teh hangat melepas keberangkatan saya dengan motor. Ritual sebelum berolahraga adalah menanam dilokasi yang telah saya survey sebulan sebelumnya. Semoga hal kecil itu menjadi amal jariyah yang dilakukan banyak orang. Setelah itu motor ditinggal bersama perlengkapan menanam.

Saya melakukan cross country keluar masuk kebun dan pegunungan. Saya berjalan, senam-senam kecil, peregangan, dan berlari naik turun tanah dan bebatuan. Menyusuri sungai batu dan meniti pematang sawah. Waaaahhh, senangnya.

Burung-burung datang ke pepohonan dan tanah. Mencari biji yang belum disantap ayam. Kicauannya menyenangkan olahraga pagi. Sehat badan, sehat mata, segar hati. Tariklah nafas dan bersyukur. Saya berlari hingga nafas berdetak cepat. Tentu tak lupa istirahat dan sedikit fitness. Lari yang terpenting, namun body perlu dibuat tetap ramping dan terbentuk.

Bolak dan balik, naik dan turun, lari dan firness. Betapa menyenangkannya pagi itu hingga saya pulang ke rumah.

Teh masih menunggu dengan hangatnya. Saya bersantai dan membuka internet di laptop kesayangan. Sebuah artikel saya masukkan ke blog pribadi. Semoga juga menjadi amal. Jika ada hal yang agak penting untuk ditempel, maka saya print artikel tersebut untuk nantinya di tempel atau dikirim via pos. Kadang sebuah ide perlu langsung diutarakan meskipun hanya lewat surat.

Seperti halnya para penduduk di desa, saya beres beres rumah dan pekarangan sambil menunggu badan siap untuk mandi. Ketika itu dilakukan suara radio terasa lebih pas menemani.

Usai mandi dan gosok gigi saya memakai pakaian kebangsaan, yaitu pakaian travelling. Saya ingin hari-hari saya enjoy layaknya orang yang berwisata. Tetap mengenakan pakaian tertutup karena matahari jelas tak berkompromi. Corak travelling akan selalu saya gunakan. Itulah identitas visual saya. Ada motor bercorak traveling, pakaian bercorak traveling, serta box motor yang berisi laptop, kamera dan alat sholat. Usai bercengkrama pagi dengan keluarga saya berangkat beraktivitas kerja, dengan nuansa gaya hidup bahagia dan traveling.

Pekerjaanpun ingin ideal. Saya ingin bekerja dibidang yang memotivasi orang-orang untuk menghijaukan komunitas dan menggerakkan gaya hidup alami yang bahagia, seimbang dan sukses. Jika pekerjaan saya tergesa-gesa dan padat, saya berhenti. Jangan menjadi sibuk yang menjurus pada stress.

Dalam langkah dan setiap perkataan, saya ingin nuansa terima kasih pada Tuhan menyelimuti diri. Tidak harus visual dan verbal, tapi hati, perkataan dan perbuatan selalu bernuansa terima kasih atas hidup yang enjoy ini. Masalah ? Itu cuma urusan dunia !

Sholat adalah kesempatan untuk kembali berterima kasih dengan lebih nyaman. Sama seperti sholat lainnya, saya upayakan memulai ritual menuju dzuhur dan ashar 30 menit sebelum adzan. Alasannya sederhana: mengaktualkan hal yang seharusnya menjadi prioritas. Tetapi, jika sesekali tak bisa ideal, tetaplah bersyukur.
Waktu malam saya, jika tidak ada kerjaan ekstra, diisi dengan membaca dan menulis buku. Semoga ini menjadi warisan saya pada dunia. Malam juga menjadi waktu keluarga yang manis.

Tidak ada komentar: