Sabtu, 21 Agustus 2010

Bagaimana para orang tua mengatur waktunya ?

Hampir tidak ada masa tua yang berbeda dari mudanya. Kecuali tambah atau kurangnya waktu untuk beraktivitas. Jadi, jangan berharap muda hura-hura dan tua masuk surga, atau muda menumpuk harta tua tingga menikmati.

Jika orang yang berumur 60 tahun masih terbang kesana kemari mengurusi bisnisnya itu bukanlah orang tua. Itu businessman. Yang saya maksudkan disini adalah orang ‘berumur’ yang menghabiskan sebagian waktu hariannya untuk menjalani masa pensiun atau tidak dalam posisi bekerja mayoritas bekerja.

Adanya jatah pensiun bisa berupa uang pensiun atau anak yang menanggung kebutuhan hidup atau investasi yang hasilnya bisa untuk mengisi kebutuhan hidup.

Hal positif bagi orang tua dipedesaan diisi dengan berjalan-jalan di pekarangan atau menyapu atau menikmati teh hangat dengan kicau burung dan suara televisi. Kebiasaan bangun pagi sejak muda akan menjadi hal positif dimasa tua.

Saya membayangkan dinginnya pagi bersama kicau burung dan kokok ayam berpadu dengan goyangan kursi serambi dan secangkir teh. Hmmm… seorang tua menikmati waktunya yang indah diantara pepohonan yang menghalangi global warming untuk datang.
Usai anak-anak berangkat kerja, seorang tua mendatangi cucunya yang lucu dan mengajaknya bermain, atau minimal melihatnya bermain. Jika mengantuk tidurlah, jika sepi, mengajilah. Jika masih sepi, jalan-jalanlah ke tetangga atau perkumpulan warga.

Seorang tua berjalan-jalan keliling kampong di sore hari. Menyapa kiri kanan muka belakang, mengomentari keindahan bunga-bunga, member sedikit wejangan kepada yang meminta.

Seorang tua datang ke masjid ketika shubuh, ketika dzuhur ashar, ketika maghrib isya, dan ketika ada acara. Mengaji dan menghadapi keindahan ciptaan Tuhan dengan sungguh-sungguh.

Dilain tempat, seorang tua menulis di depan komputer, juga dengan alunan lagu santai dan nostalgia. Menceritakan tentang dunia yang telah lalu. Dunia yang hiruk pikuk dengan palsu dan angkuh. Ia mungkin telah meninggalkan masa lalu, namun seringkali ia tidak ingin kehilangan ketenaran, tidak ingin kehilangan pengaruh. Betapa bahagianya bila ia ‘sejak muda’ tidak menyandarkan keinginan untuk menjadi tenar dan dipuja. Betapa tenangnya hati dan kehidupan bila misi hidup positif tidak terpengaruh oleh tepuk tangan kagum atau cemooh penghinaan.

Ketika Tuhan adalah teman sejati dan tujuan dari nafas, maka tak ada air mata dan tawa yang sia-sia. betapa senangnya bila setiap detik bermakna, hanya mengharap keridhoan NYA.

Disebuah rumah sakit, seorang koruptor terbaring dengan sisa-sisa pujian dari bekas anak buah. Diujung yang lain, seorang tua yang kaya raya menyesali ketidakberartian dan kesepian yang dialami. Dibanyak tempat tidur, seorang tua sudah hampir menjadi bayi. Dan dipenjuru bumi lainnya, seorang tua tak bisa tidur dan selalu marah-marah… Semua karena masa mudanya.

Tidak ada komentar: